Resensi Tokyo in Love

Resensi Tokyo in Love
by Juny Zalisa



Identitas Buku
  • Judul               : Tokyo in Love
  • Pengarang         : Aiu Ahra
  • Penerbit           : Zettu
  • Tebal halaman   : 196 
  • Harga               : Rp 38.000,-
 

Isi Buku
Dafa dan Tiara. Dua makhluk berbeda jenis ini bersahabat sejak kecil. Keduanya memiliki kesukaan yang berbeda. Tiara sangat membenci cuaca yang dingin, karena akan membuat dia bersin-bersin. Sebaliknya, Dafa sangat menyukai saat hujan karena ia bisa menertawakan kebodohan Tiara yang bersin-bersin dan kedinginan. Tapi Dafa tidak pernah bersahabat dengan cuaca panas yang akan membuatnya kelelahan dan berkeringat, sangat bertolak belakang dengan Tiara yang selalu bersemangat di cuaca yang cerah. Dimana ada Dafa, maka akan selalu ada Tiara. Bahkan mereka bersekolah di sekolah yang sama, tinggal di komplek perumahan yang sama, dan merayakan ulang tahun pada tanggal yang sama. Tiara hanya memiliki Dafa sebagai seorang teman sekaligus sahabatnya, karena Tiara bukan tipe orang yang suka bergaul dan easy going, dia malah lebih suka mengurung diri di kamar dan menghabiskan waktunya dengan menggambar manga. Sedangkan Dafa adalah tipe periang dan easy going, dia sangat suka liburan. Hari-hari liburan Tiara tak kan pernah berarti tanpa Dafa, karena Dafa lah yang selalu menemani dan mengisi hari-harinya.
10 tahun waktu berjalan bukan tak ada hal yang spesial diantara mereka. Benih-benih perasaan yang menginginkan lebih dari persahabatan telah bersemi di hati Tiara. Tapi dia hanya menyimpan nya sendiri. Tiara tak cukup berani untuk mengungkapkan perasaannya pada Dafa. Tiara lebih memilih untuk menikmati setiap kebersamaannya dengan Dafa, tawa Dafa yang renyah saat menertawainya, kejahilan Dafa saat mengerjainya, bahkan sikap khawatir Dafa saat melihatnya tak berhenti bersin dan kedinginan di tengah hujan, Tiara cukup menikmati itu semua tanpa perlu merusak hubungan persahabatan mereka yang indah.
Tak ada hal yang selalu sama seiring berjalannya waktu. Begitu juga kebersamaan Dafa dan Tiara. Saat berusia 15 tahun, orang tua Dafa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di Tokyo, dan Dafa tentu saja memilih untuk ikut bersama mereka, terlebih Jepang adalah tempat impiannya yang selama ini hanya sering ia baca di komik dan ditonton di serial film Jepang koleksinya. Tiara tau bahwa kepergian Dafa akan membuat hidupnya hampa. Dafa lah yang selama ini membuat hari-harinya lebih berarti, dan saat Dafa akan meninggalkannya maka Dafa juga akan membawa separuh hatinya ke Tokyo. Tiara tak ingin bersikap egois. Dia berusaha untuk menerima kepergian Dafa walau hatinya merasa sangat kehilangan. Dafa juga berjanji kepada sahabatnya untuk tetap sering menghubungi dan bertukar cerita tentang keseharian mereka.
2 tahun lebih waktu berjalan, tak membuat hubungan Dafa dan Tiara putus begitu saja. Mereka sering berhubungan lewat telepon maupun media social. Walau waktu terus berlalu, kehidupan terus berlanjut, tak membuat rasa yang disimpan Tiara untuk Dafa pudar begitu saja. Malah jarak membuat dia semakin merindukan kehadiran Dafa disisinya. Dia tak pernah tau bagaimana perasaan Dafa terhadapnya. Dia takut untuk mengungkapkan perasaannya, malah akan membuat persahabatan mereka merenggang. Berhubung dengan kesukaannya menggambar manga, Tiara pun tergabung dalam kelas ekskul manga di sekolahnya. Semenjak di kelas ekskul ini, Tiara mendapat perhatian khusus dari salah satu seniornya bernama Afryan. Tiara tau bahwa Afryan menyukai nya dari Maya, sahabat nya sekarang tempat ia bercerita tentang seluruh perasaannya. Sikap baik dan perhatian Afryan membuat Tiara tidak tega untuk menyakitinya, tapi ia juga tidak memiliki perasaan apa-apa kepada Afryan, karena perasaannya telah tertambat pada Dafa yang jauh disana. Maya lebih mendukung Tiara untuk membalas perasaan Afryan, cowok baik yang keren di sekolah, daripada harus selalu melihat Tiara melamun memikirkan perasaannya kepada Dafa yang tak pasti. Maya juga meminta Tiara untuk memperjelas hubungannya dengan Dafa menyangkut perasaan Tiara, daripada Tiara harus selalu terlihat murung dan merindukan Dafa. Tapi Tiara tak langsung menyetujui ide itu. Dia butuh keberanian yang cukup untuk mengatakan perasaannya kepada Dafa.
Saat Tiara akan mengikuti perlombaan menggambar manga tingkat Kecamatan, Afryan sangat baik membantunya dalam segala hal. Mulai dari mencari referensi untuk ide, memotivasi Tiara, bahkan menemani Tiara disaat lomba. Kebaikan Afryan sungguh membuat Tiara merasa bersalah, karena tak dapat membalas perasaan cowok itu kepadanya. Afryan tahu mengenai hubungan Tiara dan Dafa, terlebih perasaan Tiara terhadap Dafa. Maya yang selalu menceritakan segala hal tentang Tiara kepada Afryan, karena ia sangat menginginkan keduanya bersatu. Afryan juga meminta Tiara untuk jujur mengenai perasaannya kepada Dafa, apapun jawaban Dafa ketika Tiara mengetahuinya, itu jauh lebih baik dari pada Tiara terus berharap sesuatu yang tak pasti dari Dafa. Tiara juga berniat untuk mengatakannya pada Dafa. Namun saat suara Dafa telah terdengar di telepon,  keberanian yang telah ia kumpulkan sebelumnya mendadak lenyap. Tiara malah mengalihkan pembicaraan dengan memberitahu Dafa mengenai keikutsertaannya dalam lomba menggambar manga. Dafa sangat mendukungnya dan meyakinkan Tiara bahwa ia akan menang, hanya itu motivasi terbesar yang diharapkan Tiara, dukungan dari sahabatnya.
Tiara berhasil memenangkan perlombaan itu, dan orang yang segera ingin diberitahunya adalah Dafa. Karena Dafa lah yang sudah menjadi sumber inspirasi gambar-gambar yang dimenangkan Tiara. Ketika Tiara menghubungi Dafa untuk memberitahukan kabar kemenangannya. Tak disangka respon Dafa tak seperti yang ia harapkan, terlebih Dafa terdengar terganggu karena Tiara menghubunginya, dan lagi, terdengar suara seorang gadis yang sedang berbicara dengan Dafa. Tiara mulai berpikir perihal gadis itu yang mungkin adalah teman dekat Dafa dan Dafa yang sudah melupakannya. Tiara merasa bahwa selama ini Dafa hanya menganggapnya tidak lebih dari seorang sahabat.
Maya membantu memberi saran kepada Tiara bagaimana untuk mengetahui perasaan Dafa kepada Tiara. Tentu saja Tiara menyetujui usulan itu, karena ia sudah tak memiliki cara lain. Tiara menceritakan perihal Afryan yang menyukainya di sekolah dan selalu bersikap baik kepadanya. Tiara berharap kalau Dafa akan terdengar sedih dan tidak rela jika Tiara berhubungan dengan Afryan, namun Dafa dengan santainya malah meminta Tiara untuk bisa membuka diri kepada orang lain, karena ia juga tak selalu ada disamping Tiara. Tiara merasa jawaban Dafa jelas menyatakan bahwa Dafa memang hanya menganggapnya tak lebih dari seorang sahabat. Terlebih tempo hari ia mendengar suara seorang gadis bersama Dafa. Tiara mulai merasa sakit di sudut hatinya yang selama ini perasaannya terhadap Dafa ia simpan dengan indah. Ia memang tak menginginkan hubungan persahabatan mereka berubah, tapi walau bagaimanapun harapan itu tetap ada, harapan bahwa Dafa akan memiliki perasaan yang sama terhadapanya. Kini ia merasa kecewa, ia merasa benar-benar patah hati. Walau ia masih menginginkan Dafa sebagai sahabatnya, tapi ia tak sanggup jika harus merasa kecewa setiap kali mendengan Dafa bercerita. Satu-satunya hal yang ia harus lakukan adalah menghindari Dafa.
Liburan kenaikan kelas. Tiara hanya mengurung diri di kamar, kembali melakukan aktivitas menggambarnya hingga ia akan merasa bosan sendiri dan merenungi perasaan sedihnya. Sama seperti liburan-liburannya yang lalu, tak ada jalan-jalan. Ditambah lagi cuaca sedang sangat tidak bersahabat dengan dirinya. Mendung serta gerimis yang selalu mengisi liburannya, membuat ia malah selalu teringat kebersamaannya dengan Dafa. Saat tiba-tiba papanya seperti orang yang baru saja melihat setan bercampur ekspresi menang lotre masuk ke kamarnya. Hal yang hanya mampu singgah dalam pikiran dan khayalannya, kini mewujud menjadi sebuah kenyataan. Dafa berada di rumahnya untuk menjemput ia dan papanya berlibur ke Tokyo sekaligus menikmati tahun baru dan merayakan ulang tahun mereka berdua.
Sebelum berangkat ke Tokyo, Tiara memutuskan untuk menjawab perasaan Afryan kepadanya. Dia lebih memilih hubungan mereka tetap sebagai senior-junior di organisasi, karena itu akan membuatnya lebih nyaman. Ia juga tak ingin membuat Afryan terus berharap kepadanya, sementara ia tak mampu membalas, sama seperti perasaannya kepada Dafa. Tiara bertekad bahwa di Tokyo ia akan mengakui perasaannya kepada Dafa. Apapun jawaban Dafa, yang penting Tiara sudah jujur mengenai perasaannya. Ia tak ingin kehilangan kesempatan lagi, karena entah kapan lagi ia akan bertemu Dafa kembali.
Tiara benar-benar tak mengira bahwa ia akan menginjakkan kakinya di kota yang selama ini ia baca di komik, ia tonton di TV, dan ia gambar tokoh-tokoh anime nya. Dafa tak pernah berubah dari sifatnya yang sangat sombong saat memamerkan sesuatu yang jadi kebanggaannya, sama seperti ia menjelaskan tentang berbagai hal yang ada di Tokyo serta koleksinya terhadap tokoh komik favoritnya. Tiara juga akhirnya tau siapa gadis yang tempo hari bersama Dafa, dari foto yang terpajang di meja kamar Dafa, foto Dafa dan teman-teman se-club nya saat perayaan sebuah event di Tokyo. Gadis itu adalah teman sekelas nya Dafa bernama Yumi, dia blasteran Indonesia-Jepang. Dafa mengakui bahwa Yumi hanyalah temannya di club, dan ia sama sekali tidak memiliki hubungan apa-apa dengannya. Mendengar itu, Tiara merasa bahwa Dafa memang tak pernah melupakannya dan tetap selalu menyayanginya sebagai sahabat, apalagi disamping figura foto Dafa bersama teman se-club nya terdapat foto Tiara dan Dafa ketika mereka di Indonesia dulu.
2 Januari. Hari ulang tahun Tiara dan Dafa. Mereka selalu merayakannya bersama semenjak mereka kenal di usia 5 tahun, dan hal yang tak boleh terlewatkan adalah tukar kado. Walau mereka terpisahkan jarak yang ribuan kilometer jauhnya, setiap hari ulang tahun mereka tak pernah lupa mengirimkan kado ke satu sama lain. Dan kali ini, mereka dapat merayakannya lagi bersama dan memberikan langsung kado special dari masing-masing mereka. Tiara memberikan Dafa komik singkat buatannya sendiri yang bercerita tentang kisah masa kecil mereka, komik itulah hasil yang ia menangkan saat perlombaan menggambar manga tempo hari. Tak disangka oleh Tiara, Dafa malah memeluknya dan mengatakan itu adalah hadiah darinya. Tiara cemberut karena Dafa tak memberikan apa-apa padanya sebagai kado. Tapi detik berikutnya Dafa malah mengatakan perasaannya kepada Tiara bahwa ia menyayangi Tiara, dan meminta Tiara untuk jadi pacarnya. Tentu saja Tiara tak menyangka bahwa perasaannya tak bertepuk sebelah tangan. Apalagi yang ia tunggu selain membalas perasaan Dafa dan menjawabnya.
Dafa kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan SMA nya di Tokyo. Dafa malah memilih universitas dan jurusan yang sama dengan Tiara agar mereka bisa terus bersama.

Unsur-Unsur Intrinsik
Tema : Kasih sayang sahabat yang tumbuh menjadi cinta
Alur   : Bolak-balik
Sudut pandang : orang pertama
Amanat : sebuah cinta yang kuat tak kan lekang oleh jarak dan waktu
Perwatakan
·         Tiara : setia, baik, penakut, cengeng, manja, pemalas
·         Dafa  : jahil, berani, cuek, ramah, ceria, baik, penyayang, egois, sombong
·         Afryan : baik, ramah, penyayang, perhatian
·         Maya : baik, cerewet
·         Yumi  : baik, ramah, cerewet
·         Papa Tiara : baik, bertanggung jawab, penyayang, perhatian
·         Papa Dafa : baik, ramah
·         Mama Dafa : baik, ramah, penyayang

Kelebihan dan kekurangan
Bahasa yang digunakan cukup ringan dan mudah dimengerti. Alur cerita yang bolak-balik membuat pembaca tak hanya mengikuti cerita ke waktu yang akan datang, tapi juga dapat melakukan flashback ke kisah masa lalu Tiara dan Dafa. Setiap bagian cerita juga diselipkan dengan petikan lagu yang mewakili inti dari bagian itu, membuat pembaca juga memiliki tambahan pengetahuan referensi lagu-lagu yang baru.
Kekurangan novel ini adalah sampulnya yang sedikit kurang menarik, kalo saya bilang sih kurang greget. Catatan kaki yang ditulis menggunakan font yang terlalu kecil, malah saya sempat tak melihatnya. Biografi si penulis juga tidak disertakan sama sekali selain nama author nya yang tertera di sampul, membuat pembaca bingung jika ingin berinteraksi dengan si penulis.

Kesimpulan
Novel ini cocok bagi pembaca yang menyukai bacaan bergenre teenlit ataupun romance.

Comments

Popular posts from this blog

Instagram Ads: Reach More Your Specific Audience