What is your future plan?

Emang dasarnya manusia, selalu aja ada tuntutan dari lingkungan. Kalau kemarin-kemarin aku sering ditanyain 'Udah sampe mana skripsi?' 'Kapan wisuda?' 'Kuliahnya kapan kelar?' yang intinya orang-orang nuntut aku buat segera jadi sarjana, lain lagi dengan sekarang, kebanyakan orang nanya 'kamu mau ngapain lagi setelah ini?'. Pertanyaan itu sebenarnya bikin aku jadi serba salah. Kalau dijawab, bakalan melahirkan anak-anak pertanyaan dan komentar yang bejibun, nah kalau gak dijawab, bakalan dikira gak punya tujuan hidup sehingga akan semakin banyaklah wejangan yang meluncur.
Apa gak ada yang nanyain gimana pengalaman aku nulis skripsi atau kesannya setelah selesai S1 atau ngapain aja sih aku selama kuliah? Terlepas dari orang-orang di kampus, gak ada yang peduli tuh selama 4 tahun aku mau jadi anak berbudi pekerti mulia, anak teladan, tukang copy paste, tukang nyontek, atau justru cuma ngehamburin duit orang tua. Poin penting bagi mereka, aku udah sarjana, dan itu udah bisa jadi modal buat kerja, artinya aku udah terbukti sebagai anak yang baik.

Kemarin dosenku pernah bilang (kurang lebih begini):
"Di masa-masa kamu yang sekarang nih, perbanyakin doa, gak usah sibuk ngumbar sana-sini mau ngapain tapi ujung-ujungnya gak jadi. Lakukan aja dengan smooth, yang penting jelas"

Exactly! Aku ngerasa dapat support terhebat yang emang aku butuhkan sekarang. Berasa pengen banget meluk beliau karena punya pemikiran serupa. "I've told you, Juny. Gak usah ember itu mulut, mendingan dipake buat perbanyak doa."

Kebanyakan orang cuma kepo dengan hidup kita, sekedar ingin tahu, lalu masa bodo. Ibaratnya mereka adalah penonton dari pertunjukan yang kalian suguhkan, gak ada yang peduli se-struggle apa kalian latihan, sepahit apa proses yang harus dilewati sampai akhirnya mereka hanya sekedar menilai. Orang-orang model begini nih yang bikin aku malas buat cerita panjang lebar dan lebih memilih untuk 'diam'. Bakalan dicela? Bakalan digunjing? Bakalan disaranin untuk ini dan itu? Silahkan. Aku cuma pendengar setia yang udah sedia saringan untuk tiap-tiap wejangan mereka. Sesekali aku juga menjadi masa bodo kalau perkataan mereka menyinggung atau melampaui batas. Karena buat aku, pertanyaan mereka lebih baik dijawab nanti melalui pencapaian yang udah jelas. Ini bukan perihal sok hebat atau pelit, tetapi justru untuk meminimalisir mulut-mulut mereka membuat bahan gunjingan yang baru nantinya.

Aku juga pernah mikir sih, kalau kita berbagi tentang rencana kita, bukannya bakalan lebih banyak orang yang mendoakan dan membantu secara tidak langsung? Tentunya akan lebih banyak informasi yang diperoleh dari berbagai sumber. Tapi tetap harus pilih lawan bicara dulu. Gak semua orang peduli dengan hidup kita, sebagian mereka cuma nganggap kita sebagai perbandingan, tolak ukur, bahkan saingan.

Setiap hal itu punya plus minus masing-masing kan ya? Intinya, usahakan yang terbaik, berdoalah dengan giat, sisanya biarkan Allah bekerja.

Comments

  1. Daebak 😚😚😚 menginspirasi banget say 😭😭😭 😘😘

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resensi Tokyo in Love

Instagram Ads: Reach More Your Specific Audience