Idola dan Teman Biasa

Aku pernah mengagumi seseorang pada kali pertama mengenalnya. Pun sering pada kali kedua. Pernah juga setelah membaca beberapa tulisannya. Bisa jadi, setelah melihat beranda sosial medianya selama ber jam-jam. Bagaimana bisa? Rasanya aku ingin bercerita tentang sebuah kisah, tapi pasti akan sangat panjang. Aku tak ada cukup waktu untuk menuliskannya sekarang. Jadi kenapa bisa? Karena terpukau pada apa yg aku lihat atau aku baca.

Mengagumi dan menyukai seseorang membuatku tak mampu membedakannya, selalu tumpang tindih, yang jelas aku ingin tau tiap detail dari kehidupan orang itu. Sosial media jadi portfolio untuk menunjukkan kemampuan seseorang, citra diri yang positif, kebahagiaan, ketenaran, dan hal-hal hebat lainnya. Itulah yang aku konsumsi selama ini. Meskipun begitu, hasrat keingintahuanku selalu bisa terpenuhi.

Hebatnya, aku bisa semakin kagum dan semakin ingin tahu pada hal-hal yang pribadi; ada berapa saudaranya, dulu sekolah dimana, siapa teman dekatnya, makanan kesukaannya, semuanya. Sejujurnya, beberapa orang yang ku idolakan tak pernah berada di circle yang sama denganku, setidaknya pada saat aku mulai mengenalnya. Kesalahanku adalah tak pernah berbicara atau berusaha berbicara dengannya.

Entah bagaimana ceritanya, setelah sekian lama; berhari-hari, atau berminggu-minggu, atau berbulan-bulan, bahkan ada yang menahun berikutnya, dia mengenalku. Aku bertemu dengannya, bercerita apa saja, dan mencari tau semua yang ingin ku ketahui. Tentunya dengan caraku. FYI, beberapa manusia memiliki bakat alamiah untuk menjadi mata-mata dari seseorang yang dikaguminya.

Anehnya, sekarang aku menyadari bahwa orang itu tak se 'wah' dulu lagi. Aku tau dia hebat, menyenangkan, begitu pintar, tapi aku juga sadar bahwa dia manusia dengan kekurangan dan keanehan sepertiku. Dia tak lagi spesial. Aku tak memungkiri setiap hal baik darinya, hanya saja perasaanku sudah hambar. Tentu saja dia adalah teman yang baik, dengan penilaianku yang baru.

Selalu begitu. Aku tak pernah begitu kagum pada orang-orang yang dekat denganku, karena aku menyayangi mereka dengan sungguh-sungguh. Aku tak perlu mereka untuk selalu terlihat baik, aku tak peduli apakah mereka baik atau tidak, yang aku tau, mereka akan selalu menjadi prioritas untukku.

Kemarin dia bisa jadi seorang idola, tapi hari ini dia adalah teman biasa. 

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Tokyo in Love

Instagram Ads: Reach More Your Specific Audience