Kepada Tuan
Wahai Tuan... Aku pernah begitu khawatir dan ragu ketika kali pertama kau datang dengan rencanamu. Hingga muak pintaku untuk menjarakkan dirimu yang tak kunjung terwujud. Aku tak yakin dengan diriku sendiri untuk bisa menjawab mengapa dan bagaimana yang sering kali berkecamuk di kepalamu. Sementara aku, tak banyak mengapa dan bagaimana yang ku utarakan padamu. Wahai Tuan... Pada beberapa waktu kau adalah sesuatu yang ku istikharahkan. Pada kali lainnya, kau adalah sesuatu yang ku hajatkan. Tuan.. Rasa itu kian membubung. Peduliku semakin tak terbendung. Rindu pun sudah tak terhitung. Aku ingin kau tau, Kau bukan sebuah salah hanya karena kau belum menjadi siapa. Mungkin saja kau adalah doa yang pernah ku pinta Terimakasih karena telah datang di masa kini, saat semuanya seakan terjadi di waktu yang tepat.