Stand in the Middle
Aku s ering kali meredam setiap pertanyaan yang tadinya ingin ku tanyakan. Berpikir dua, tiga, hingga berkali-kali, lalu keingintahuan itu menguap. Pun begitu ketika aku ingin berkomentar terhadap banyak hal, bagian tertentu dari pikiranku akan menggiring pada penilaian “Setiap orang memiliki sudut pandang sendiri, tidak hanya nilaimu yang benar, dan tiap orang memiliki batas toleransi berbeda. Kamu tak bisa membuat orang lain melakukan hal yang menurutmu baik, karena bisa jadi kamu tak memiliki alasan yang sama seperti dia” . Segala ketidaksetujuan dan kekesalanku akan bermuara pada “Ya sudah, tidak mengapa jika itu berbeda” . Aku bisa bersikap lebih rasional selagi keadaan pikiran dan tubuhku tidak sedang kelelahan . L elah membuat orang kadang tak begitu peduli lagi dengan rasionalitas, justru diri sendiri yang butuh diperhatikan oleh orang lain, menjadi egois di waktu tertentu. Bagiku, ini sebuah kebutuhan mendesak untuk mengembalikan kewarasan ber...