First Impression tentang Kuala Lumpur (Travel Journey-Day 1)

Tulisan ini udh dibuat lama banget, tepatnya selama perjalanan ku ke Kuala Lumpur pada 20-26 Oktober 2017 silam, karena satu dan lain hal, tulisan ini baru sempat launching sekarang. Semoga informatif ^^

Hola!!! Selamat malam dari Kuala Lumpur!

What a great journey to share. Lima hari ke depan, aku bakalan berada disini. Ngapain? Mengeksplor apapun yang bisa dieksplor, nge-recharge diri yang udah lowbatt parah, dan belajar apapun yang bisa dipelajari.

Sebelumnya aku mau ngucapin, “Selamat datang di catatan perjalanan ini, semoga menyenangkan! Se-menyenangkan aku yang menggebu-gebu untuk kesini

Aku flight pukul 11:05 WIB (tercatat di travel itinerary, tetapi faktanya pesawat baru berangkat pukul 11:30 WIB) menggunakan Air Asia (terimakasih untuk maskapai tercinta ini yang memberikan harga ter-murah seumur perjalananku naik pesawat). Btw, aku dapat kursi nomor 1D, jadi duduknya paling depan banget. Biasanya aku selalu kebagian duduk di belakang dan di tengah, terus dekat jendela, tapi ini kali pertama aku bisa melihat aktivitas si Kakak pramugarinya selama di pesawat, yippiii. Aku juga sempat melihat ruangan pilotnya ketika awak kabin masuk sebentar buat nganterin makanan.

Ketika sampai di KLIA2, jam tanganku menunjukkan pukul 12:05 WIB. Hp masih dalam airplane mode ketika aku memasuki KLIA2. Aku harus berjalan menuju balai ketibaan dari gate 5 yang masyaallah bikin gempor dengan ransel seberat 7 kg mejeng di pundak. Untungnya, KLIA2 full AC dan setiap entah berapa meter sekali terdapat toilet cantik dan keran air minum (sengaja bawa botol minum dari rumah). Sebelum sampai ke balai ketibaan aku melihat counter simcard hp, Digi dan Maxis, karena udah kebelet online (soalnya butuh ngecek email, airbnb, dan maps) aku langsung beli simcard Digi disana (beberapa review di internet menyarankan kartu ini yang sinyalnya paling bagus). Harganya untuk kuota sebesar 1.5 GB dengan masa aktif 1 minggu dibanderol sebesar RM30 (setelah masuk mall yang terhubung dengan KLIA2, baru nemu counter Digi dan ternyata harganya lebih murah) dikasih gratis pula USB fast charging sama mbak-mbak counternya, lavyu mbakyu.

Udah kaya ruang tamu pribadi
Setelah hasrat online terpenuhi, aku melanjutkan perjalanan ke counter migrasi untuk pengecekan passport. Ternyata udah jam 1 lewat, baru sadar ketika hp udah connect ke internet, waktu disini 1 jam lebih cepat. Setelah cek dan ricek selesai, ditambah tanya sana-sini sama petugas bandara, aku naik (apa turun?) ke lantai 3 nyari counter Air Asia, buat beli bagasi pulang. FYI, perjalanan pergi aku gapunya jatah bagasi, jadi backpack diboyong ke kabin, Kayanya maskapai ini emang harga tiket gak termasuk dengan bagasi. Kenapa beli bagasi? Ini karena permintaan si emak yang pengen bawa oleh-oleh buat orang di kampung. Bagasi 20kg untuk perjalanan pulang seharga RM66.

Setelah urusan bagasi selesai, aku langsung ke lantai 1, buat beli tiket bus ke KL Sentral. Waktu aku nanya ke mbak petugas disana dengan menyebut nama “Sky Bus”, si mbaknya langsung meralat gitu kalau ternyata sekarang bilangnya bukan counter Sky Bus lagi, tetapi counter bus KL Sentral, walaupun nama bus yang aku naiki masih bertuliskan “Sky Bus”. Harga tiket dari KLIA2 ke KL Sentral dengan bus adalah RM12 per kepala, perjalanan kurang lebih 40 menit. Waktu keberangkatannya kalau dilihat pada website ada 2x setiap jam, yaitu setiap -:15 menit dan -:45 menit. Aku justru kebagian tiket berangkat jam 3:20pm (loh, harusnya kan 3:15pm? IDK), bus-bus itu parkir di luar lantai 1 (tempat counter tiket bus berada), jadi kalau pun waktu keberangkatannya mepet ga perlu takut. Sebenarnya ada beberapa pilihan kok buat ke KL Sentral atau destinasi lainnya (aku lupa dan gak sempat fotoin nama counter-nya), bisa juga menggunakan kereta express, tapi berhubung ongkosnya lebih mahal (sekitaran 50an ringgit), jadi bus adalah pilihan yang tepat, kalau aku bilang justru lebih seru karena bisa lihat-lihat kota Kuala Lumpur sambil jalan.

Sesampainya di KL Sentral, aku pengennya naik bus menuju jalan Sultan Ismail (tempat menginap ku disana, Regalia Residence), tapi karena udah sore banget dan berhubung aku ga tau dimana halte bus terdekat dari tempatku menginap, ditambah lagi aku ga tau ke arah mana dan seberapa jauh aku harus jalan buat ke TKP, akhirnya aku memutuskan naik taxi. Supir taxi nawarin ongkosnya RM30, tapi aku menawar RM20 (karena belum tau medan), akhirnya pilihan jatuh ke harga RM25. Ternyata KL Sentral gak jauh-jauh banget dari Regalia Residence, dan setelah sampai aku coba cek melalui Grab, ongkos dari Regalia Residence ke KL Sentral cuma RM7, OMG duitkuuh! Setelah check-in dan nanya-nanya ke petugas keamanan, aku akhirnya nyampe di apartment (urusan penginapan ini, reviewnya akan aku bikin tulisan sendiri).

Agenda sore ini harusnya aku jalan-jalan ke Taman Botan Negara, tapi karena nyampe penginapan udah jam 5 lewat, jadinya lebih milih untuk beres-beres. Oh iya, aku udah makan siang kok, kebetulan bawa nasi bungkus dari rumah dan makannya di bus selama perjalanan ke KL Sentral dari KLIA2, itupun karena disuapin emak. Ini jadi jurus jitu buat aku yang pertama kali ke KL, karena beradaptasi dengan bandara KLIA2 yang gueede banget dan segala urusan keimigrasian ditambah dorongan foto-foto dan juga kebelet online. Nah, kalau makan di food court itu rasanya akan mahal, tau sendiri kan gimana harga di bandara, jadi bawa nasi bungkus justru lebih hemat dan gak bikin pusing nyari-nyari tempat makan yang cocok. Kenapa nasi bungkus? Biar bisa langsung dibuang dan mengurangi bawaan. Kalau buat makan, sebenarnya bisa makan di bandara sih, ada tempat duduknya lagi, tapi karena waktu yang tanpa sadar sudah terkuras banyak, aku baru sempat makan di bus.

Menjelang Maghrib, aku keluar rumah (yang ada di lantai 25) buat nyari halte bus GO-KL (ini bus gratis yang disediakan pemerintah untuk warga lokal dan turis) terdekat, tapi setelah jalan beratus meter malah gak nemu, yang terdekat itu justru stasiun PWTC. Akhirnya aku balik ke Regalia Residence, karena udah ga kuat jalan lagi soalnya batuk-batuk sepanjang jalan kayak nenek-nenek. Sebelum naik ke lantai 25, aku mampir ke mini market yang ada di lantai 4 buat beli mie (5 bks), teh (1 kotak), dan gula (1 kg), total belanjaanku sekitar RM11. Jadilah malam ini yang dijadwalkan pengen jalan-jalan, cuma tepar di rumah makan nasi pake telur dan mie rebus (mie nya merek sini, bukan mie sedap atau indomie). Btw, beras dan telur itu udah tersedia di kulkas yang ada di rumah, jadi lumayan banget buat dimakan malam ini.

Kemana-mana yang dimakan teteeeep aja mie -.-
Kesan pertama aku ketika melihat Kuala Lumpur adalah bersih. Kota ini bersih banget, ga ada sampah di sepanjang jalan yang aku lewati (mungkin karena ini adalah jalur keluar masuk turis kali ya? I don’t know). Selain itu, kota ini rapi, mulai dari susunan bangunan, bentuk bangunan, sampai lalu lintas kendaraan yang ada.

Besok kemana? Kita lihat kemana bentuk peta yang menarik :D

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Tokyo in Love

[Resensi] Tentang Kamu